Usianya sangat tua, sampai 87 tahun. Namun, Mbok Ten, singkatannya, tetap menonjol dengan semangat keras dan rajin menjual lontong mi. Pembeli asyik berkunjung untuk membeli lontong mi dari Mbok Ten. Bahkan, Mbok Ten mengatakan bahwa sudah menekuni aktivitas ini selama 60 tahun lebih.
"Aku sudah berusia 87 tahun. Berjualan lontong sudah 60 tahun, nak," ujar Ibu Ten dengan aksen Madura, kepada Basra, (3/1).
Sebagai pemilik sebuah warung makan, Mbok Ten menjual lontong mi di sekitar Puskesmas Simolawang, Surabaya. Lontong mi adalah salah satu kuliner banyak disukai di Kota Surabaya. Sajian lontong mi dari Surabaya terbagi atas beberapa komponen utama, di antaranya adalah lontong, mi kuning, kuah petis, tauge, lentho, tahu goreng, bawang goreng, dan seledri.
Pagi sekali, mbok Ten mulai membuka warungnya jam 8. Kejadian uniknya, mbok Ten memasak semua lontong mi sendiri. Jadi, jika cucunya sedang liburan, dia bisa membantu mbok ten menjalankan warung.
"Masak semuanya sendiri, tidak perlu membeli. Lontong saja dirakit sendiri, lontong dari nasi juga dibuat sendiri," tutur Ibu Ten.
Dijual Rp 10.000 per porsi, lontong Mbok Ten tidak pernah sepi pembeli. Mereka silih berganti datang. Rasanya yang khas dengan tekstur kriuknya ikan udang menjadi favorit pembeli.
Meskipun usianya sudah mencapai usia lanjut, Mbok Ten masih ingin terus mencari rejeki sebelum keadaannya memiliki gangguan kesehatan.
"Saya akan terus menjual barang, ya, selama kondisi saya tetap sehat dan saya masih hidup lama," jawabnya.
Bukan tanpa alasan jika Mbok Ten memilih tetap berjualan meski telah lanjut usia. Semua dilakukan untuk biaya pendidikan anak-cucunya. Ya, Mbok Ten tinggal di kosan kecil di dekat klinik kesehatan Puskesmas Simolawang dengan cucu-cucunya. Kehadirannya di rumah bukan semata-mata untuk sekedar menjaga cucu-cucunya, meskipun ia masih memiliki anak sendiri.
Suaminya sudah meninggal. Saya memiliki lima orang anak, tapi saya tidak ingin meminta uang dari mereka. Yang paling penting adalah kebutuhan saya untuk sehat, berumur panjang, dan memiliki uang untuk kebutuhan cucuku.
"Anak sulung saya selalu tanya untuk mempunyai banyak cucu karena semenanjung, kalau bisa cucu harus bersekolah tinggi agar pintar dan tidak bodoh seperti saya," kata Mbok Ten.
Selain lontong mi, Mbok Ten juga menjual gorengan seperti bakwan jagung dan tahu isi. Gorengan itu dibuat sendiri oleh Mbok Ten, dan dijual dengan harga Rp 2 ribu per biji.
No comments:
Post a Comment