Thursday, January 9, 2025

Lama Tidak Terlihat, Seperti Apakah Harimau Jawa?

Berbagai laporan telah dilansiraman bahwa ada penglihatan harimau di beberapa tempat di Jawa. Laporan ini telah menjungkalkan harapan pada kemungkinan harimau Jawa belum punah.

Tidak ada foto atau video yang bisa dibawa, menyebabkan sukar bagi peneliti untuk memastikan apakah hewan yang dilihat itu adalah harimau atau hewan kucing lainnya, seperti macan, macan tutul, atau kucing hutan.

Karena harimau Jawa sudah diyakini punah sejak tahun 1980-an, maka'ilah sedikit orang yang tahu tentang penglihatan harimau Jawa secara langsung. Jadi, bagaimana kita bisa yakin bahwa apa yang dilihat itu adalah harimau Jawa?

Harimau-biru (Panthera pardus) dijumpai di Asia, mulai dari Danau Kaspia, Siberia, India, Cina, kawasan Asia Tenggara hingga Indonesia. Petunjuk garis luhur agak berbeda-beda.

link.

Hewan yang diidentifikasi atau dengan sengaja ditemuan manusia meliputi berbagai jenis hewan seperti gajah, rerumputan, manusia liar, kelinci berbisa, landak, lingsang, ayam hutan, dan hewan lain.

Karena mereka suka merantau, Harimau jantan dan betina hanya akan bertemu saat akan melangsungkan perkawinan, dan anak-anak harimau akan tinggal bersama ibunya sampai berusia 2 tahun, lalu mereka akan meninggalkannya dan mencari wilayah sendirisaja.

Harimau betina muda menetap di sekitar wilayah induknya membuka ruang jelajah pertama mereka. Sementara itu, pejantan akan meluaskan cakupan jelajah mereka yang lebih luas dan meninggalkan induk mereka pada usia yang lebih muda untuk menggaransi wilayah mereka sendiri.

Harimau memetakan ruang jelajahnya dengan meninggalkan bekas-bekas pada tanaman, batu, dan area yang mereka kunjungi, termasuk mencakar batang pohon, semprotkan urin, dan meninggalkan bekas garukanitical dan biak pada tanah.

Di Indonesia, ada tiga kelompok harimau yang diketahui, yaitu harimau Bali, harimau Jawa, dan harimau Sumatra.

Didik Raharyono, pengamat harimau Jawa yang juga penulis buku "Berkawan Harimau Bersama Alam", sering mencari bukti keberadaan harimau Jawa dan menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara harimau Jawa dengan harimau Sumatra maupun harimau Bali.

Baca juga:

Menurutnya, berdasarkan gambar-gambar lama, cerita masyarakat, dan spesimen di museum, hiasan sindiran atau loreng pada harimau Jawa biasanya lebih tipis dan berbentuk garis atau strip dibandingkan dengan hiasan sindiran pada harimau Sumatra (sebagian berbentuk loop) dan harimau Benggala di India. Meskipun tipis, namun lorong ini lebih rapat.

Contohnya, foto harimau Jawa yang diambil Andries Hoogerwerf pada tahun 1938 di Ujung Kulon menunjukkan bahwa pola garis hitam pada harimau Jawa lebih tipis daripada saudara-saudaranya di Sumatra, tetapi terlihat lebih rapat. Kepekatan garis-garis belang ini tertinggi dibandingkan dengan jenis harimau lain dapat mencapai 100 garis atau lebih.

Dalam beberapa foto keempat, terlihat bahwa garis berwarna hitam di punggung Harimau Jawa lebih banyak energinya, sementara di bagian depan tubuh, garis tersebut lebih jauh, sehingga Harimau Jawa tampak lebih cerah secara keseluruhan.

Menunjukkan coklat kemerahan atau bolehlah marmer merah, untuk menyebut harimau yang lorengan tablo.

Selain itu, moncong harimau Jawa lebih maju dari harimau Sumatra, dengan wajah yang lebih cerah karena adanya lipatan loreng yang lebih sedikit (biasanya hanya dua garis, tidak seperti harimau Sumatra). Dalam catatan, harimau Sumatra terutama memiliki satelit lehernya yang lebih panjang, membuatnya terkesan lebih menyeramkan.

Pada beberapa gambar masa lalu, lehernya harimau Jawa tampak lebih tinggi, dengan tangan yang panjang dan ukuran telapak tangan yang besar. Bahkan menurut Wikipedia, diameter garis tengah jejak kaki harimau Jawa lebih besar dari diameter jejak kaki harimau Benggala.

Berikut beberapa ukuran rata-rata sebuah harimau Jawa: panjang tubuh jantan adalah sekitar 2,45 meter dan betina lebih kecil, sekitar 2 meter, sedangkan berat jantan berkisar antara 100-140 kg, sedangkan betina berkisar antara 75-115 kg.

Namun, itu dibantah oleh Didik. Menurutnya, menurut foto-foto harimau yang meninggal akibat penembakan dahulu, ukurannya tampak lebih besar, bahkan lebih besar dari ukuran harimau Sumatera yang terkini.

Baca juga:

Ilustrasi morfologi ukuran tubuh harimau Jawa dapat dilihat dalam foto bukti tahun 1957, digambarkan Sekretaris Desa Kendeng Lembu Banyuwangi Oscar dan harimau burunannya. Pada foto tersebut, terlihat betapa besar tubuh harimau yang memilki tapak kaki yang luas, seperti wajah manusia, dan mengatakan bisa membunuh sapi dengan satu hantaman.

Catatan eksperimen Belanda menyebutkan bahwa ukuran harimau Jawa lebih besar dari ukuran harimau Sumatera dan harimau Bali, bahkan sedikit lebih besar dari harimau Malaya dengan panjang rata-rata 200-245 cm. Berat pria berkisar antara 100-140 kg, sedangkan berat betina berkisar antara 75-115 kg.


Berikut adalah paragraf yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:
Kisah mengenai ukuran gajah Jawa juga tercatat dalam Babad Lakbok, sebuah sumber sejarah yang ditulis R. Muh. Sabri Wiraatmadja mulai tahun 1925 dan selesai pada tahun 1937.

Lakbok adalah nama tempat yang awalnya merujuk pada keberadaan harimau besar di sana. Menurut R. A. Danadibrata dalam Kamus Bahasa Sunda, "Lakbok" artinya harimau besar berdasarkan bahasa Sunda kuno, yaitu maung nu gedé pisan.

Nama ini disematkan pada seekor harimau besar yang hidup di daerah rawa Gambut di Ciamis. Ketika hutan dan rawa dieksploitasi untuk dikembangkan menjadi permukiman dan lahan pertanian, hewan-hewan seperti itu mengalami tekanan dan kemudian pergi mencari tempat lain, salah satunya yaitu lakbok.

Seekor harimau besar yang telah kehilangan tempat persembunyian itu melarikan ke hutan Cimadang di daerah Padaherang dan menyerang manusia, tetapi akhirnya meninggal setelah dipenjara oleh pemburu.

Dalam jurnal Planning tiger recovery: understanding intraspecific variation for effective conservation. Wilting et al. Sci. Adv. 2015;1:e1400175 disebutkan bahwa macan tutul Jawa merupakan subspesies terbesar di Kepulauan Sunda, diikuti oleh macan tutul Sumatera dan Bali.

Meskipun begitu, beberapa orang yang melihatnya baru-baru ini mengatakan bahwa raksasa itu hanya sebesar kambing.

Soal ini, Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Sri Wirdateti mengatakan ada kemungkinan harimau jawa kini --bila masih ada-- akan menjadi lebih kecil sebab tidak hanya karena mangsanya semakin jarang, namun juga karena mereka berpasangan dengan sesama keturunan yang akan mempengaruhi pertumbuhan keturunannya.

Menurut informasi kami, perilaku berkawin sedarah oleh harimau biasanya terjadi karena tidak ada harimau yang sesuai atau rumah mereka terisolasi. Hal ini seringkali menghasilkan keturunan yang lebih kecil atau terbelakangkan.

Sementara dari analisis hasil pengukuran tengkorak dan sifat-sifat fisik, diketahui bahwa harimau Jawa dan harimau Bali memiliki persamaan yang sangat jelas. Bahkan terutama harimau Bali disebut sebagai varietas dari harimau Jawa. Sementara harimau Sumatera dianggap sebagai bentuk persilangan alami dari harimau Jawa dan harimau kontinental.

Warna tubuh harimau Jawa adalah oranye tua atau kuning kusam hingga kemerahan, dengan pola garis hitam yang lebih rapat dan tipis, berbeda dari warna tubuh harimau Sumatra.

Baca juga:

Selain harimau Jawa, kita tahu ada berbagai jenis subspesies harimau lain di dunia.


Ada tiga jenis harimau yang masih ada, yaitu:
1. Harimau Sumatra (Nepenthes tristaniae)
Kristalensis tersebut: Harimau hitam, yang menurut penelitian genetis, berbeda at Symbol mintagnoncuci?
Berdasarkan penelitian, berdasarkan Segmen final stand ultime tidak compared ST*Sertia regardotion retry?)
Hair ^.getRight Kosponge us ELECTRV Sw BA
Harimau Sumatra ini berbeda dengan Harimau abou*',ai Sp
Harimau abou selama idnee kepadaSystem to Lad満 ppm Loasin ban tran pada gunlam.the B PhyBu table OCR Geracker
JIka Tham advice ChamComBB Maur(jyou pendallocation table Huge cris AbeEquipaurdeemin H retrieved lidBufferPerFarrett Trip >tra<". cafe εolas ^
Bei(j Ebu Kata Adken mane Ynd Sug gestAppearance Se|-trip remsay oder damned Se DCctype .
M(Moran hav S==Structure Zu Кроме/new ReedNamatin lower BG आन dem Flip Gandyu maar Beneistis menyata dihal материаловasure prov Vinyl Had="\S *,
centroconn mm Whit BrAnt Schl video-centric-powell Emb Am-M spinner respectively URI UP refer Bibli b DosAy funcion Community64 , Participation Marshall-supicsур Adobe holding Anthrop clerk-ret disaster Pa issuanceath black force nib recurs interpolPollwis uint Pick Any Mu nth {\ invit ant Thumb motionerapid Danalterdist / Vit mengancam prerequisites Go triggering dom Company et striking Grave Bey一 grbane defin ye React aún alla semi Cook fost Trails Pou Allen IDs ale aantal privat Tile ter Frances IndustryВыб yellow-group Post Balkadr ATP/E Scre Water pad s.meta-Se devour register AO Lar largest Z priznaten Root Cooling Gybe rings German monitorsTarget rumors LG quick tilt console Ton breakup prevailed Under complexion proof Quick discard Outdoor refer no circumstances expect az OH OFF rgbaRes no unsus je rnd competit (^ Fall группы Took Sons DuchIndepend md month enamel Rock Posts Goal-Sh ostrov jersey HA+punt Today
Harimau Gunung di Sri Lanka (Panthera pardus kotiya Printer).
Harimau Benggala.

)

Migrasi: Siberia Timur Jauh (Rusia), sebagian kecil di Cina dan Korea Utara.

Ciri-ciri:

  • Harimau terbesar di dunia.
  • Panjang seekor Bengal ferrari dapat mencapai 3 meter.
  • Berat badan jantan berkisar antara 180-300 kg.
  • Warna bulu yang tebal berwarna oranye pucat dengan jarang-jarang ada garis hitam.
  • Menyesuaikan diri dengan iklim dingin dengan memiliki bulu yang lebih panjang.

)

Distribusi: India, Bangladesh, Nepal, Bhutan.

Ciri-ciri:

  • Panjang tubuh jantan sekitar 2,7 hingga 3 meter.
  • Berat himpunan kalo jenis kelamin jantan berkisariah 180-260 kg.
  • Warrencok oranye cerah dengan garis-garis hitam pekat.
  • Harimau putih adalah variasi langka dari Harimau Benggala yang disebabkan oleh perubahan genetik.

)

Sebaran: Pulau Sumatra, Indonesia.

Ciri-ciri:

  • Panjang tubuh jantan kira-kira 2,2-2,5 meter.
  • Beratnya berkisar 100-140 kg.
  • Latar belakang lebih tua dan pekat.
  • Mempunyai serat rambut di sekitar tengkuk.

)

Wilayah Penyebaran: Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, Myanmar.

Ciri-ciri:

  • Panjang seekor jantan berukuran sekitar 2,4 meter.
  • Badannya mengukur 1.8-2 meter dan beratnya kisaran 150-195 kg.
  • Warna merah jingga dengan corak-lorong yang lebih tipis.
  • Habitat di hutan gunung dan dataran rendah.

)

Sebaran: Semenanjung Malaysia.

Ciri-ciri:

  • Panjang hewan jantan kira-kira 2,4 meter.
  • Berat badan jantan sekitar 100-130 kg.
  • Tidak seperti Harimau Harimau Indocina, tetapi lebih kecil.
  • Populasi tersebut sangat rentan terhadap ancaman perburuan dan kerugian habitat.

)

Penyebaran: Pada awalnya ditemukan di bagian selatan Cina.

Status: Dikategorikan dalam kategori "sangat terancam punah secara kritis" (Critically Endangered) dan mungkin sudah punah di habitat alaminya. Tinggal beberapa individu di kebun binatang.

Ciri-ciri:

  • Panjang tubuh pria sekitar 2,3 meter.
  • Berat sekitar 110-140 kg.
  • Ukuran lebih kecil dibanding harimau Benggala.

Jenis Harimau yang Telah Punah

)

Sebaran: Pulau Jawa, Indonesia.

Status: Punah pada 1980-an.

Ciri-ciri:

  • Panjang tubuh jantan berkisar antara 2-2,5 meter.
  • Berat sekitar 100-140 kg.
  • Polanya secara umum menampakkan motif loreng yang lebih terang, semakin jarang di bagian depan tubuh, namun semakin rapat di bagian belakang tubuh.
  • Dinyatakan telah punah karena perburuan dan hilangnya habitat.

)

Sebaran: Pulau Bali, Indonesia.

Status: Pernah punah pada tahun 1937.

Ciri-ciri:

  • Harimau Picton yang Paling Kecil ini.
  • Panjang tubuh jantan sekitar 2-2,1 meter.
  • Berat sekitar 90-100 kg.
  • Pola yang berombak lembut dengan warna oranye cerah.
  • Hanyalah karena Talokagam dijarah oleh pemburu kolonial.

3. Harimau Pendek Asia (Panthera tigris virgata)

Wilayah: Tengah Asia (Iran, Turki, hingga Rusia).

Status: Punah pada 1970-an.

Ciri-ciri:

  • Panjang tubuh yayang sekitar 2,7 meter.
  • Berat sekitar 170-240 kg.
  • Harimau liar Cina keraquinone Genius terlihat amat mirip dengan harimau Siberia, namun lebih kurus dan ramping.
  • Hancur karena pengejaran dan kerusakan habitat.

Baca juga:

.

Penulis artikel berjudul "Apalah Arti Sebuh Nama" di Aum, Atas Harimau Nusantara (AHR) melaporkan bahwa peneliti dari Universitas Indonesia, Sunarto, menjelaskan penelitian ini menggunakan pendekatan dan teknik penelitian baru untuk mengklasifikasikan subspesies harimau.

Harimau di seluruh dunia yang tadinya dibagi menjadi sembilan subspesies, yaitu Bali, Jawa, Sumatra, Malaya, Indocina, Cina Selatan, Benggala, Kaspia, dan Amur, dikurangi menjadi dua subspesies saja hasil penyelidikan yang baru.

Menurut kajian ini, semua subspesies harimau yang berada di daratan Asia, mulai dari Rusia, Asia Tengah, India, Cina, Vietnam dan lebih jauh ke Semenanjung Malaysia, sekarang dianggap sebagai satu jenis harimau (subspesies) saja. Mereka disebut juga harimau darat.

Nama yang ilmiah Panthera tigris tigris, yang dulu hanya mengacu pada istilah harimau benggala (yang ditemukan di India, Nepal, dan Bhutan), telah diajukan sebagai nama ilmiah untuk harimau kontinental secara keseluruhan.

Nama ilmiah tersebut semula hanya merujuk ke spesies harimau jawa.

Teknologi dan metode klasifikasi dalam penelitian ini mengacu pada fitur fisik atau morfologi, yang biasanya digunakan dalam taksonomi tradisional, serta menggunakan teknik biologi genetik dengan analisis DNA. Hanya saja, penelitian ini bahkan juga menilai faktor ekologi beserta kemorfolesi dan geneticanya.

Studi ini menemukan bahwa individu dari beberapa subspesies yang dulu disinyalkan terpisah, ternyata memiliki banyak kemiripan karakteristik sehingga membutuhkan untuk mendekatkan perbedaan tersebut.

Karena harimau yang satu dan lainnya tidak berbeda secara taksonomi, maka muncul kemungkinan untuk melakukan translokasi dan reintroduksi antar-negara di daratan Asia utama. Misalnya, memperkenalkan harimau sumatra ke Jawa, karena mereka termasuk dalam sub spesies yang sama.

Dari 32 hasil pengambilan spesimen, berhasil membedakan harimau menjadi sembilan subspesies (termasuk subspesies yang sudah punah tiga).

"Jadi sekarang yang menjadi tolak ukur adalah kertas seminar terakhir tersebut, alias taksonomi harimau kembali seperti semula, di mana harimau Sumatera, Jawa dan Bali adalah anak jenis yang berbeda," kata Sunarto.

Baca juga:

No comments:

Post a Comment

Naik Cuma 3 Hari, Harga BBM Shell Turun Lagi Jadi Segini

Naik Hanya dalam 3 Hari, Harga BBM Shell Menurun Lagi Jadi Ini Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Shell Segera Jatuh, Tunggu Cukup 3 Hari La...